Selasa, 22 Februari 2011


PUISI
KARYA : RUDI. S
TETESAN DARAH PAHLAWAN

Prajurit berbaris kian bersatu
Langkah kaki kian maju
Semangat juang kian tak henti
Demi bersatu bumi pertiwi

Hanya untaian kata yang bisa terucap
Penuh pengorbanan dan tumpah darah
Darah yang akan mengukir sejarah
Darah yang akan menjadi prestasi
Darah yang akan menjadi saksi nanti
Dihadapan tuhan akan pasti

Kau rela demi nusa dan bangsa
Bundaran  peluru telah bersarang di dada
Darah mengalir harum dan lembut
Bukti nyata bagi yang selamat

Tak kau pikirkan jasadmu merintih
Kini tinggal warisan dirimu yang harus dijaga
Demi membela tanah air tercinta
Tanah air Indonesia penuh cerita

Kau rela menapak jalan yang berduri
Jalan yang penuh dengan lika liku diri
 perjalanan hidupmu sebagai prajurit bangsa
Prajurit bangsa yang berani dan setia kepada Negara





SENANDUNG

Kubuka jendela kamarku
Kupandangi kicauan burung sedang bernyanyi mesra
bersahut-sahut dengan merdu gembira
Damai nan indah merayu mendayu
Mewarnai alam penuh bertasbih.

Lisan memuji tiada henti
Mengagungkan kebesaran illahi
Lorong lorong hati terisi suci
Bersenandung tak pernah henti.


PUISI
Karya : Rudi.S
SEJARAH


Kubuka tombol handphoneku
Kugerak kearah menu jemariku
Kuklik menu mp3ku
Kupilih intrumentaliaku
Sendu, menyayat hatiku
Ingin kembali kemasa kecilku
Ingin kukembali kemasa remajaku
Masa kecil yang menjadi kenangan
Masa remaja menunjukkan bukti sejarah hidupku
Hal itu tak kan mungkin kembali
Kucoba buka lembaran baruku
Kutilik kembali usiaku
Kubuka sebuah agenda di depanku
Kutulis kata perkata uraian rencana masa depanku.

Sabtu, 12 Februari 2011


          BIDADARI

                                                           karya: Rudi.S

                                                                 PUISI

Dikala kutermenung
Sepintas bayangan kulihat wajah cantik melintasiku
Mengenakan mukena hijau
Gemerincing melingkar dimata kakinya
Membuat ku terpesona mendengarnya.

Kuikuti derap langkah – langkah itu
Tanpa ku kedip sedikit bola mataku
Mengejar kepergiannya dari hadapanku
Derap-derap langkahnya semakin cepat
Menambah penasaran ingin mengenalinya.

Bulu – bulu mata yang lentik
Jemari jemari  yang indah
Torehan – torehan tinta hitam menghiasi jari jemarinya
Membuat ku merasa tak kuat menahannya

Bidadari dari syurga...
Kenapa kau menghindariku
Hasrat ingin bercinta  tak bisa kumunafikan
Tak  rela menunggumu terlalu lama
Kutunggu kau dipersimpangan tiga dulu


KHAYALAN
ku kenang malam tanpa bintang
ku raba tanpa rembulan
bintang yang menjadi tanda kenangan
langit yang menjadi saksi kehidupan
bicara tentang kita berdua
asmara yang pernah terajut
jadikan ia bersemi kembali
perlakukan ia seperti bayi
belai ia dengan penuh kelembutan
tatap dengan penuh kehidmatan
sentuhlah ia dengan perlahan dan kemuliaan

Hati Yang Terluka


                                                                                                                                                                                     Karya Rudi.s
Puisi

HATI YANG TERLUKA

Sepuluh tahun  kita lewati bersama
Pahit dan manis  kita rasakan begitu saja
Rakus cinta yang kau makan sendiri
Mendarah daging ditubuh sejati

Egoismu tampak ketika kau lari dariku
Dendam asmara telah membenam didasar hati yang teramat pekat
Dilema cinta yang bergejolak tinggi tanpa henti
Kecantikanmu sungguh menggeramkan hati
Namun kau tak mampu menaunginya kembali

Bibirmu manis tapi tak terkendali
Tubuhmu molek sungguh tak berarti
Nafsu serakahmu kau cari cari
Lebih baik kau musnah di bumi.